1. Pengertian Proyeksi Peta
Proyeksi peta, adalah suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik di bumi dan di peta,serta merupakan suatu usaha untuk menyatakan bentuk bola ke bentuk bidang datar, dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Bentuk yang diubah itu harus tetap.
b. Luas permukaan yang diubah harus tetap.
c. Jarak satu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap. Sehingga suatu peta yang ideal adalah apabila peta tersebut mempunyai luas, bentuk, arah serta jarak yang benar.
Tetapi ternyata dalam hakekat pelaksanaannya suatu sistem proyeksi adalah bahwa untuk dapat memenuhi ke-tiga syarat itu sekaligus adalah merupakan suatu hal yang tidak mungkin, harus ada yang dikorbankan
a. Untuk memenuhi satu saja dari syarat tersebut untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin. Kadang hanya dapat dipenuhi satu syarat saja dan hanya untuk sebagian kecil daripada muka bumi.
b. Merubah bidang lengkung menjadi bidangdatar akan selalu mengalami distorsi.
c. Setiap jenis proyeksi pasti mempunyai segi kebaikan dan kelemahan, sesuai dengan tujuan peta dan bagian daripada muka bumi yang digambarkan.
Cara mengurangi kesalahan sekecil mungkin untuk dapat memenuhi lebih dari satu syarat peta ideal yaitu:
a. Dengan membagi daerah yang dipetakan men- jadi bagian-bagian yang tidak luas.
b. Memilih bidang pro- yeksi yang sesuai dengan daerah yang dipetakan atau menggunakan bidang yang dapat didatarkan, yakni: 1) Bidang Datar (Zenithal); 2) Bidang Kerucut (Conical); 3) Bidang Silinder (Cylindrical)
2. Macam Proyeksi Peta
a. Proyeksi Azimuthal (Zenithal)
- Proyeksi peta menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
- Permukaan bumi diproyeksikan dari suatu titik sumber proyeksi.
- Paralel, diproyeksikan sebagai lingkaran konsentris yang mengelilingi kutub.
- Meridian, tampak sebagai garis-garis lurus berpusat di kutub dengan sudut sama dengan sudut antar meridian di bola bumi.
b. Proyeksi Kerucut
Bila suatu kerucut diletakkan pada bola bumi, maka kerucut tersebut akan menyinggung bola bumi sepanjang suatu lingkaran, apabila kerucut tersebut dalam posisi normal maka garis singgung dari bidang kerucut dengan bola bumi adalah di suatu paralel, dan paralel ini disebut paralel standard. Dimana pada paralel standard tidak mengalami distorsi, berarti faktor skala = 1. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°. Proyeksi kerucut di bedakan menjadi 4 macam yaitu:
- Proyeksi Kerucut Normal Konform (Proyeksi Polieder).
- Proyeksi Bonne’s.
- Proyeksi Alders (Proyeksi Kerucut normal equivalent).
- Proyeksi Kerucut dengan dua standar paralel.
c. Proyeksi Silinder
Sifat-sifat proyeksi silinder
- Bidang proyeksinya adalah bidang silinder
- Lingkaran meridian diproyeksikan menjadi garis-garis lurus vertikal yang sejajar, sedangkan lingkaran paralel diproyeksikan menjadi garis-garis lurus yang sejajar dan tegak lurus meridian-meridian.
d. Proyeksi Silinder UTM (Universal Tranversal Mercator)
Proyeksi UTM adalah proyeksi peta yang terkenal dan sering digunakan. UTM merupakan proyeksi silinder yang mempunyai kedudukan transversal, serta sifat distorsinya conform. Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah meridian yang disebut meridian standar dengan faktor skala1. Spesifikasi Proyeksi Universal Tranverse Mercator (UTM)
- Bidang silinder akan memotong bola bumi di dua buah meridian, yang disebut meridian standardt, dengan faktor skala (k) = 1.
- Lebar zone 6º dengan demikian bumi dibagi dalam 60 zone.
- Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri
- Perbesaran di meridian tengah = 0,9996
Perbedaan proyeksi UTM dengan proyeksi lainnya terletak pada koordinatnya. Proyeksi lain mengenal koordinat negatif sedangkan proyeksi UTM tidak mengenal koordinat negatif. Dengan dibuatnya koordinat semu, maka semua koordinat dalam sistem proyeksi UTM mempunyai angka positif. Koordinat semu di (0, 0) adalah + 500.000 m dan + 0 m untuk wilayah di sebelah utara ekuator atau+ 10.000.000 m untuk wilayah di sebelah ekuator. Dalam penerapan sistim UTM bagi peta-peta Dasar Nasional seluruh wilayah Indonesia terbagi dalam 9 wilayah (zone) yang masing-masing mempunyai lebar 6º bujur, mulai dari meridian 90º Timur sampai dengan 144º bujur timur dengan batas paralel 10º Lintang Utara dan 15º Lintang Selatan dengan 4 satuan daerah yaitu L, M, N, dan P. Sebagai bidang referensi digunakan Spheroid GRS (Geodetic Reference System 1967) dengan dimensi; Radius Ekuator (a)=666378160 m; Penggepengan (f) = 1 : 298,25
3. Pemakaian Proyeksi Peta
Pemakaian proyeksi peta tergantung kepada daerah yang akan dipetakan. Apabila daerah yang akan digambarkan meliput:
a. Seluruh dunia :
- Dalam dua belahan bumi, digunakan proyeksi zenithal kutub.
- Peta statistik/ penduduk, dengan proyeksi Mollweide
- Peta aruslaut/ iklim, dengan proyeksi Mollweide atau Gall
- Peta navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator
b. Daerah kutub, dengan proyeksi Equidistant Polar (Proyeksi Lambert)
- Daerah bumi belahan Selatan, dengan proyeksi Sinusoidal, Bonne’s atau Lambert.
- Daerah yang lebar ke samping dan terletak tidak jauh dari ekuator sebaiknya menggunakan proyeksi kerucut.
- Dearah yang membujur Utara – Selatan dan terletak tidak jauh dari ekuator; apabila bentuknya bujur telur maka digunakan proyeksi Bonne’s sedang apabila bentuknya segi empat atau lingkaran dapat digunakan proyeksi Lambert.
Proyeksi peta, adalah suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik di bumi dan di peta,serta merupakan suatu usaha untuk menyatakan bentuk bola ke bentuk bidang datar, dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Bentuk yang diubah itu harus tetap.
b. Luas permukaan yang diubah harus tetap.
c. Jarak satu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap. Sehingga suatu peta yang ideal adalah apabila peta tersebut mempunyai luas, bentuk, arah serta jarak yang benar.
Tetapi ternyata dalam hakekat pelaksanaannya suatu sistem proyeksi adalah bahwa untuk dapat memenuhi ke-tiga syarat itu sekaligus adalah merupakan suatu hal yang tidak mungkin, harus ada yang dikorbankan
a. Untuk memenuhi satu saja dari syarat tersebut untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin. Kadang hanya dapat dipenuhi satu syarat saja dan hanya untuk sebagian kecil daripada muka bumi.
b. Merubah bidang lengkung menjadi bidangdatar akan selalu mengalami distorsi.
c. Setiap jenis proyeksi pasti mempunyai segi kebaikan dan kelemahan, sesuai dengan tujuan peta dan bagian daripada muka bumi yang digambarkan.
Cara mengurangi kesalahan sekecil mungkin untuk dapat memenuhi lebih dari satu syarat peta ideal yaitu:
a. Dengan membagi daerah yang dipetakan men- jadi bagian-bagian yang tidak luas.
b. Memilih bidang pro- yeksi yang sesuai dengan daerah yang dipetakan atau menggunakan bidang yang dapat didatarkan, yakni: 1) Bidang Datar (Zenithal); 2) Bidang Kerucut (Conical); 3) Bidang Silinder (Cylindrical)
2. Macam Proyeksi Peta
a. Proyeksi Azimuthal (Zenithal)
- Proyeksi peta menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
- Permukaan bumi diproyeksikan dari suatu titik sumber proyeksi.
- Paralel, diproyeksikan sebagai lingkaran konsentris yang mengelilingi kutub.
- Meridian, tampak sebagai garis-garis lurus berpusat di kutub dengan sudut sama dengan sudut antar meridian di bola bumi.
b. Proyeksi Kerucut
Bila suatu kerucut diletakkan pada bola bumi, maka kerucut tersebut akan menyinggung bola bumi sepanjang suatu lingkaran, apabila kerucut tersebut dalam posisi normal maka garis singgung dari bidang kerucut dengan bola bumi adalah di suatu paralel, dan paralel ini disebut paralel standard. Dimana pada paralel standard tidak mengalami distorsi, berarti faktor skala = 1. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°. Proyeksi kerucut di bedakan menjadi 4 macam yaitu:
- Proyeksi Kerucut Normal Konform (Proyeksi Polieder).
- Proyeksi Bonne’s.
- Proyeksi Alders (Proyeksi Kerucut normal equivalent).
- Proyeksi Kerucut dengan dua standar paralel.
c. Proyeksi Silinder
Sifat-sifat proyeksi silinder
- Bidang proyeksinya adalah bidang silinder
- Lingkaran meridian diproyeksikan menjadi garis-garis lurus vertikal yang sejajar, sedangkan lingkaran paralel diproyeksikan menjadi garis-garis lurus yang sejajar dan tegak lurus meridian-meridian.
d. Proyeksi Silinder UTM (Universal Tranversal Mercator)
Proyeksi UTM adalah proyeksi peta yang terkenal dan sering digunakan. UTM merupakan proyeksi silinder yang mempunyai kedudukan transversal, serta sifat distorsinya conform. Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah meridian yang disebut meridian standar dengan faktor skala1. Spesifikasi Proyeksi Universal Tranverse Mercator (UTM)
- Bidang silinder akan memotong bola bumi di dua buah meridian, yang disebut meridian standardt, dengan faktor skala (k) = 1.
- Lebar zone 6º dengan demikian bumi dibagi dalam 60 zone.
- Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri
- Perbesaran di meridian tengah = 0,9996
Perbedaan proyeksi UTM dengan proyeksi lainnya terletak pada koordinatnya. Proyeksi lain mengenal koordinat negatif sedangkan proyeksi UTM tidak mengenal koordinat negatif. Dengan dibuatnya koordinat semu, maka semua koordinat dalam sistem proyeksi UTM mempunyai angka positif. Koordinat semu di (0, 0) adalah + 500.000 m dan + 0 m untuk wilayah di sebelah utara ekuator atau+ 10.000.000 m untuk wilayah di sebelah ekuator. Dalam penerapan sistim UTM bagi peta-peta Dasar Nasional seluruh wilayah Indonesia terbagi dalam 9 wilayah (zone) yang masing-masing mempunyai lebar 6º bujur, mulai dari meridian 90º Timur sampai dengan 144º bujur timur dengan batas paralel 10º Lintang Utara dan 15º Lintang Selatan dengan 4 satuan daerah yaitu L, M, N, dan P. Sebagai bidang referensi digunakan Spheroid GRS (Geodetic Reference System 1967) dengan dimensi; Radius Ekuator (a)=666378160 m; Penggepengan (f) = 1 : 298,25
3. Pemakaian Proyeksi Peta
Pemakaian proyeksi peta tergantung kepada daerah yang akan dipetakan. Apabila daerah yang akan digambarkan meliput:
a. Seluruh dunia :
- Dalam dua belahan bumi, digunakan proyeksi zenithal kutub.
- Peta statistik/ penduduk, dengan proyeksi Mollweide
- Peta aruslaut/ iklim, dengan proyeksi Mollweide atau Gall
- Peta navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator
b. Daerah kutub, dengan proyeksi Equidistant Polar (Proyeksi Lambert)
- Daerah bumi belahan Selatan, dengan proyeksi Sinusoidal, Bonne’s atau Lambert.
- Daerah yang lebar ke samping dan terletak tidak jauh dari ekuator sebaiknya menggunakan proyeksi kerucut.
- Dearah yang membujur Utara – Selatan dan terletak tidak jauh dari ekuator; apabila bentuknya bujur telur maka digunakan proyeksi Bonne’s sedang apabila bentuknya segi empat atau lingkaran dapat digunakan proyeksi Lambert.
Komentar
Posting Komentar